5 Fakta Sejarah di Indonesia yang Belum Diketahui
1. 17 Agustus Sebagai Tanggal Merdeka dan Tanggal Berduka
Herman Neubronner van der Tuuk |
WR Soepratman |
Ironisnya, bila 17 Agustus menjadi tanggal kelahiran Indonesia, justru tanggal tersebut menjadi tanggal berduka bagi pencetus pilar Indonesia. Pada tanggal tersebut, sang pencipta lagu kebangsaan “Indonesia Raya”, WR Soepratman dan pencetus ilmu bahasa Indonesia, Herman Neubronner van der Tuuk meninggal dunia.
2.Bom, Hadiah dari Belanda untuk Soekarno
Sudah bukan rahasia umum lagi jika hubungan antara Bung Karno dan Belanda tidaklah mesra. Hal ini diperburuk dengan Belanda yang pernah memberikan kenangan pahit yang tak akan pernah dilupakan oleh Bung Karno. Enam hari menjelang Natal pada tahun 1948, Belanda memberikan hadiah Natal di Minggu pagi, saat orang-orang ingin pergi ke gereja, ternyata hadiah tersebut berupa bom yang meledak dan menghancurkan atap dapur. Sungguh kejam !
3.Dokumentasi Proklamasi Terselamatkan Berkat Kebohongan
Berbohong memang bukanlah perbuatan terpuji, tapi dalam kasus ini, mungkin berbohong merupakan jalan terbaik. Berkat kebohongan, peristiwa sakral Proklamasi 17 Agustus 1945 dapat didokumentasikan dan disaksikan oleh kita hingga saat ini. Saat tentara Jepang ingin merampas negatif foto yang mengabadikan peristiwa penting tersebut, Frans Mendoer, fotografer yang merekam detik-detik proklamasi, berbohong kepada mereka. Dia bilang bahwa dia tidak punya negatif itu dan sudah menyerahkan negatif film tersebut kepada Barisan Pelopor. Mendengar jawaban itu, Jepang pun marah besar. Pada kenyataanya negatif film itu ditanam di bawah sebuah pohon di halaman kantor Harian Asia Raja. Setelah Jepang pergi, negatif itu digali kembali dan kemudian dipublikasi secara luas hingga bisa dinikmati sampai sekarang. Bagaimana kalau Mendoer bersikap jujur pada Jepang?
4.Naskah Proklamasi Asli Di Tong Sampah
Naskah asli teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang ditulis tangan oleh Bung Karno dan didikte oleh Bung Hatta, ternyata tidak pernah dimiliki dan disimpan oleh Pemerintah Indonesia! Mirisnya, naskah yang mengubah nasib negara tercinta tersebut justru disimpan dengan baik oleh wartawan B.M. Diah, seorang putera asal Aceh yang juga tokoh pers, pejuang kemerdekaan, diplomat, dan pengusaha Indonesia. Diah menemukan draft proklamasi itu di keranjang sampah di rumah Laksamana Maeda, 17 Agustus 1945 dini hari, setelah disalin dan diketik oleh Sajuti Melik. Pada 29 Mei 1992, Diah menyerahkan draft tersebut kepada Presiden Soeharto, setelah menyimpannya selama 46 tahun 9 bulan 19 hari.
5.Wapres Berbohong Demi Negara
Kali ini, Bung Hatta yang berbohong demi proklamasi. Waktu masa revolusi, Bung Karno memerintahkan Bung Hatta untuk meminta bantuan senjata kepada Jawaharlal Nehru.Cara untuk pergi ke India pun dilakukan secara rahasia. Bung Hatta memakai paspor dengan nama “Abdullah, co-pilot”.
Lalu beliau berangkat dengan pesawat yang dikemudikan Biju Patnaik, seorang industrialis yang kemudian menjadi menteri pada kabinet PM Morarji Desai.Bung Hatta diperlakukan sangat hormat oleh Nehru dan diajak bertemu Mahatma Gandhi. Nehru adalah kawan lama Hatta sejak 1920-an dan Gandhi mengetahui perjuangan Hatta.Setelah pertemuan, Gandhi diberi tahu oleh Nehru bahwa “Abdullah” itu adalah Mohammad hatta. Apa reaksi Gandhi? Dia marah besar kepada Nehru, karena tidak diberi tahu yang sebenarnya. “You are a liar!” ujar tokoh kharismatik itu kepada Nehru.
Sumber:kaskus
2.Bom, Hadiah dari Belanda untuk Soekarno
Ir.Soekarno pada saat pidato |
Sudah bukan rahasia umum lagi jika hubungan antara Bung Karno dan Belanda tidaklah mesra. Hal ini diperburuk dengan Belanda yang pernah memberikan kenangan pahit yang tak akan pernah dilupakan oleh Bung Karno. Enam hari menjelang Natal pada tahun 1948, Belanda memberikan hadiah Natal di Minggu pagi, saat orang-orang ingin pergi ke gereja, ternyata hadiah tersebut berupa bom yang meledak dan menghancurkan atap dapur. Sungguh kejam !
3.Dokumentasi Proklamasi Terselamatkan Berkat Kebohongan
Frans Mendoer |
Berbohong memang bukanlah perbuatan terpuji, tapi dalam kasus ini, mungkin berbohong merupakan jalan terbaik. Berkat kebohongan, peristiwa sakral Proklamasi 17 Agustus 1945 dapat didokumentasikan dan disaksikan oleh kita hingga saat ini. Saat tentara Jepang ingin merampas negatif foto yang mengabadikan peristiwa penting tersebut, Frans Mendoer, fotografer yang merekam detik-detik proklamasi, berbohong kepada mereka. Dia bilang bahwa dia tidak punya negatif itu dan sudah menyerahkan negatif film tersebut kepada Barisan Pelopor. Mendengar jawaban itu, Jepang pun marah besar. Pada kenyataanya negatif film itu ditanam di bawah sebuah pohon di halaman kantor Harian Asia Raja. Setelah Jepang pergi, negatif itu digali kembali dan kemudian dipublikasi secara luas hingga bisa dinikmati sampai sekarang. Bagaimana kalau Mendoer bersikap jujur pada Jepang?
4.Naskah Proklamasi Asli Di Tong Sampah
Teks Asli Proklamasi |
Naskah asli teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang ditulis tangan oleh Bung Karno dan didikte oleh Bung Hatta, ternyata tidak pernah dimiliki dan disimpan oleh Pemerintah Indonesia! Mirisnya, naskah yang mengubah nasib negara tercinta tersebut justru disimpan dengan baik oleh wartawan B.M. Diah, seorang putera asal Aceh yang juga tokoh pers, pejuang kemerdekaan, diplomat, dan pengusaha Indonesia. Diah menemukan draft proklamasi itu di keranjang sampah di rumah Laksamana Maeda, 17 Agustus 1945 dini hari, setelah disalin dan diketik oleh Sajuti Melik. Pada 29 Mei 1992, Diah menyerahkan draft tersebut kepada Presiden Soeharto, setelah menyimpannya selama 46 tahun 9 bulan 19 hari.
5.Wapres Berbohong Demi Negara
Moh Hatta |
Kali ini, Bung Hatta yang berbohong demi proklamasi. Waktu masa revolusi, Bung Karno memerintahkan Bung Hatta untuk meminta bantuan senjata kepada Jawaharlal Nehru.Cara untuk pergi ke India pun dilakukan secara rahasia. Bung Hatta memakai paspor dengan nama “Abdullah, co-pilot”.
Lalu beliau berangkat dengan pesawat yang dikemudikan Biju Patnaik, seorang industrialis yang kemudian menjadi menteri pada kabinet PM Morarji Desai.Bung Hatta diperlakukan sangat hormat oleh Nehru dan diajak bertemu Mahatma Gandhi. Nehru adalah kawan lama Hatta sejak 1920-an dan Gandhi mengetahui perjuangan Hatta.Setelah pertemuan, Gandhi diberi tahu oleh Nehru bahwa “Abdullah” itu adalah Mohammad hatta. Apa reaksi Gandhi? Dia marah besar kepada Nehru, karena tidak diberi tahu yang sebenarnya. “You are a liar!” ujar tokoh kharismatik itu kepada Nehru.
Sumber:kaskus
No comments:
Post a Comment